Google Search

Google

Rabu, 12 Oktober 2011

Mempertanyakan Komitmen BOAZ SALOSSA terhadap Merah Putih

Siapa yang tidak mengenal pesepakbola asal Papua yang memperkuat Tim Mutiara Hitam (Persipura Jayapura) ... benar sekali Boaz Salossa. Kepiawaian Boaz dalam mengolah si kulit bundar merupakan sebuah keahlian khusus yang membawa namanya semakin melambung seiring dengan kemenangan Persipura Jayapura menjadi juara umum Indonesia Super League (ISL) musim 2009 / 2010. Namanya semakin mengkilap dengan ditasbihkannya Boaz menjadi TOP SCORER pada Indonesia Super League (ISL) musim 2009 / 2010, mengalahkan koleksi gol yang dibuat oleh striker - striker asing yang mengadu nasib merumput di Indonesia Super League (ISL) musim 2009 / 2010. Kepiawaiannya tersebut membuat dirinya diundang khusus untuk bergabung di TIMNAS INDONESIA untuk bisa memberikan sumbangsih terhadap nama harum persepakbolaan Republik Indonesia di jagad bola Internasional. Sebuah kebanggan bagi seorang insan persepakbolaan di tanah air dapat dipanggil langsung untuk memperkuat TIMNAS INDONESIA di ajang sepakbola Internasional, selain meningkatkan pamor namanya, juga merupakan ajang JIHAD FISABILLILAH untuk berjuang sekuat tenaga membawa nama harum Republik Indonesia di kancah Internasional. Namun tidak begitu bagi sosok Boaz Sallosa, beberapa kali mangkir dari latihan dan (ijin) tidak ikut di beberapa laga Internasional yang menentukan nasib TIMNAS INDONESIA, sungguh sangat disayangkan mengingat sosok Boaz Sallosa yang kepiawaiannya sangat dibutuhkan bangsa namun lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan sehingga berdampak kepada eligibiltas sebuah tim. Bisa dibayangkan apabila sebuah tim yang berisi 11 pemain kemudian di waktu waktu menjelang pertandingan 1 anggota mengundurkan diri, pastilah akan membuat tim itu pincang. Maka tidak heran jika banyak pihak mulai mempertanyakan komitmen Boaz Sallosa terhadap Merah Putih, dan apabila masih dalam track inkonsistensi dan cenderung membuat instabilitas sebuah tim, ada baiknya kebijakan yang diambil Alfred Riedl dengan mendepak siapa saja yang tidak punya komitmen kuat untuk berjuang bagi bangsa dan tidak disiplin tak terkecuali Boaz Sallosa dari skuad TIMNAS INDONESIA . Kita harus yakin bahwa diatas langit ada langit, ataupun roda kehidupan akan selalu berputar kadang diatas dan kadang dibawah, kata-kata mutiara tersebut haruslah menjadi pedoman bagi siapa saja yang nantinya melatih TIMNAS INDONESIA, bahwa harus tetap optimis tidak selalu menggantungkan kepada satu atau beberapa orang saja meskipun dia ahli (saat itu) namun harus mengikuti apa maunya termasuk indisipliner, serta saran buat Boaz bahwa semakin hari anda akan dimakan usia, keahlian anda makin lama makin surut, ada baiknya sebelum senja karir anda menjelang berikanlah sumbangsih terbaik anda bagi bangsa Indonesia, setidaknya nama anda akan tercatat dalam buku sejarah dengan tinta emas bukan seperti sekarang ini dimana banyak pihak menyayangkan dan mempertanyakan komitmen anda terhadap TIMNAS INDONESIA dan harumnya MERAH PUTIH di dada anda.